Kamis, 11 Januari 2018

Untuk Apa Kita Hidup

2018 sudah menyapa. 2017 sudah pergi dari hidup kita dan dia sudah menjadi catatan sejarah yang tidak mungkin akan terulang kembali, dia sudah menjadi catatan-catatan yang tidak mungkin akan terhapus atau diperbaiki.

Yang ada hanya kata taubat jika catatan itu penuh dengan catatan kelam, atau kata syukur dan usaha untuk selalu meningkatkan ke arah yang lebih baik apabila catatan itu dirasa merupakan bagian yang cukup indah yang kita berikan kepada Sang Penguasa Alam Semesta.
Mengetahui tujuan hidup merupakan perkara penting untuk kita pegang dan kita jadikan acuan, sebagaimana seseorang yang tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia akan seperti ilalang yang mudah diterbangkan oleh angin yang membawanya. Jika angin itu membawa kepada kesejukan maka kesejukanlah yang akan dia rasakan, akan tetapi jika angin itu membawa kepada api maka panas/ terbakarlah yang akan dia dapatkan.

Beribadah,

Itulah tujuan Allah menciptakan kita semua. Itu artinya, saya, engkau, atau mereka, semua diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.

Kesadaran ini menjadikan kita mempunyai pegangan yang kuat untuk bagaimana kita menempatka diri pada situasi dan kondisi yang ada.

Manakala kita dihadapkan dengan kondisi yang mana itu merupakan bagian dari ibadah, maka kita serta merta mudah untuk menghadiri ibadah tersebut. tapi manakala kondisi itu merupakan bukan bagian dari ibadah maka kitapun bisa menyesuaikan diri, tahu apa yang harus kita lakukan.

The power of focus, ungkapan itu terasa cocok juga untuk mengungkapkan apa yang harus kita lakukan. The power of focus mengajarkan kita untuk tetap berjalan kokoh menuju satu tujuan itu, tak pedulikan halang rintang di kanan dan kiri kita.

Karena yang namanya halangan dan rintangan itu pasti adanya.

Sepertinya perlu kita ambilkan satu definisi ibadah yang bisa kita jadikan pegangan, definisi ini cukup mencakup apa itu ibadah untuk kita jadikan pegangan.

Ibadah adalah setiap nama yang mencakup apa-apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik itu berupa perkataan, perbuatan, baik itu sesuatu yang tampak maupun yang tidak tampak.

Bagaimana si kita mengetahui sesuatu itu dicintai dan diridhoi oleh Allah?
1. Allah memerintahkannya. Perintah Allah itu menandakan Allah cinta dan ridho kepada perkara tersebut. Allah perintah untuk shalat, puasa, haji, itu artinya Allah cinta dan ridho dengan perkara tersebut.
2. Allah menyanjung/ adanya penghargaan atas perkara tersebut. Sudah sering kita mendengar firman Allah bahwa Allah itu bersama dengan orang-oranng yang sabar. Itu artinya, sabar merupakan bagian dari ibadah.

Ibadah juga dibagi menjadi dua:
1. Ibadah lahir, ibadah ini berupa sesuatu yang bisa kita saksikan dengan mata kepala kita seperti shalat, haji, sedekah, berbakti kepada orang tua.
2. Ibadah batin, yang ini merupakan bagian yang sangat penting karena menentukan kualitas ibadah lahir yang kita lakukan. Seperti khusyu dalam shalat. Masing-masing orang diberi pahala yang berbeda sesuai dengan kekhusyuan yang mereka hadirkan ketika mereka shalat. Ibadah batin banyak macamnya, ada khusyu, ada cinta, takut, berharap, dan masih ada lagi.

Perlu ditambahkan juga, bahwa semua ibadah itu (baik yang lahir maupun yang batin) harus kita persembahkan untuk Allah saja. Shalat kita untuk Allah saja, bukan untuk calon mertua, bukan untuk calon istri, bukan pula untuk bos. Rasa cinta tertinggi juga demikian, tidak boleh kita serahkan kepada suami atau istri kita, kepada harta kita, kepada anak-anak kita. Semua focus diberikan untuk Allah saja.

Jadi, bingkailah kecintaan kita kepada orang tua, suami/ istri, anak, harta, tetangga, di dalam bingkian indah cinta kita kepada Allah.

Begitu?

Sementara itu dulu tentang ibadah ya. Kalau teman-teman pingin lebih lanjut tahu tentang apa itu ibadah, datangi aja majelis ilmu!

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar